JEJAK ABON TUNA – Profil Ketua ABDSI Korda Sleman DIY

Usai menikah tahun 1998 Nurul Indah Khasanah memutuskan menetap di Yogyakarta bersama suaminya Ir. Priyadi Samburianto yang berasal dari Sumatera Selatan. Dengan tinggal di kota ini maka tidak akan terlalu jauh jika ingin menjenguk keluarga besarnya di Malang. Di kota Yogyakarta ini bersama suaminya yang juga alumni Universitas Merdeka Malang melalui CV. Media Cipta Graha melanjutkan usaha dibidang property yang pernah dirintis suaminya saat di Bandar Lampung, sebelum menikahi Indah. Indah yang Sarjana Arsitektur dan suaminya Sarjana Teknik Sipil lebih menyukai dunia wirausaha. Usaha yang pernah dijalani yaitu mie ayam, komputer, warnet, game center, laundry kiloan, rental mobil dan homestay. Dunia usaha bagi Indah dan suaminya sudah mendarah daging serta jiwa entrepreneurnya selalu berkembang.

Sampailah di tahun 2007, ada keinginan untuk memiliki usaha yang lain di bidang home industri pengolahan makanan, dengan membuka peluang usaha yang baru maka bisa membuka lapangan kerja. Home industri ini bisa dikerjakan dari rumah, mempekerjakan tenaga kerja sekitar lingkungan rumah dan penghasilannya bisa diperoleh setiap hari. Dunia kuliner adalah hobby Indah yang sejak kecil suka memasak dan menikmati kuliner. Oleh karena hobby dibidang pengolahan makanya keinginannya kuat untuk memiliki usaha tersebut. Indah mengawali usaha ini dari nol. Inspirasi ide berasal dari ibu mertuanya yang disebut Oma. “ Oma memiliki kebiasaan makan ikan, bahkan kalau belum makan ikan rasanya belum makan,” cerita Indah. Motto dalam keluarga ini,” Tiada hari tanpa ikan.” Maklum Oma dan suami berasal dari Sumatera Selatan. Dan salah satu resep keluarga yang sering diolah adalah abon ikan tuna, kalau di Sumatera Selatan namanya Sambel Lingkung. Karena akan dijadikan komoditi untuk dijual di Jawa dan sekitarnya maka nama yang pas yaitu Abon Tuna. Indah mempelajari cara pengolahannya yang ingin mendekati abon sapi, mulai dari rasa, teksturnya yang kemepyar berserabut, warnanya coklat dan kering. Sementara awal memulai usaha ini abon yang dihasilkan belum demikian, sehingga Indah belajar dan belajar mencari tahu bagaimana caranya menjadikan abon ikan yang kering. Bertanya dan survey ke beberapa pabrik abon banyak yang merahasiakannya, mungkin khawatir jika saya menjadi kompetitornya. Setelah dilakukan beberapa kali uji coba dan sudah menemukan caranya untuk menjadi kering maka Indah memberanikan diri membuat nama usahanya yaitu Khansa Snack & Food ( Aneka Olahan Ikan ). Nama Khansa berasal dari nama anak kedua kami yang artinya Pejuang Muslimah. Filosofinya adalah seorang ibu rumah tangga yang membantu perekonomian keluarga. Khansa juga berasal dari nama akhir Indah yaitu Khasanah dan nama suami Samburianto.

Untuk mencukupi produknya, ikan tuna diperoleh dan supplier di berbagai wilayah seperti Sadeng, Gunung Kidul, Semarang, Bali, Jakarta, Pacitan guna untuk memenuhi permintaan pasar. Indah juga memproduksi abon lele, abon salmon, abon sapi dan abon ayam. Diversifikasi produknya juga ada aneka frozen food dan stik tulang ikan lele.

Menekuni dunia bisnis pengolahan yang tidak terasa sudah 10 tahun berjalan tidak semudah perjalanannya.Tidak mudah menjadikan usaha bisa berkembang,pasang surut, silih berganti usaha dan naik turunnya omset itulah yang sering dihadapi setiap saat. Pengalaman pertama dalam mengolah abon ikan tuna ini,awalnya hanya mengolah dari bahan baku ikan tuna 3kg menghasilkan abon tuna sebanyak 1,5 kg. Setelah dikemas dalam kemasan plastik, Indah menawarkannya ke warung-warung dan toko-toko sekitar tempat tinggalnya. “Alhamdulillah” 6 bulan awal tidak laku dan ini menjadi suatu pembelajaran bagi saya. Kemudian saya pelajari mengapa demikian,ternyata karena dalam label yang saat itu sangat sederhana dengan print warna kertas HVS, tanpa legal yang jelas, belum memiliki Sertifikasi Dinkes P-IRT dan Sertifikasi Halal MUI. Pengalaman “Pertama” yang gagal itu tidak membuat Indah patah arang. Sebaliknya justru dijadikan pembelajaran. Supaya ada kepercayaan dari masyarakat/konsumen maka sebuah produk makanan harus memiliki legal/perijinan yang jelas. Langkah selanjutnya Indah memutuskan melengkapi segala perijinan ke Pemda Kabupaten setempat, yaitu Dinkes P-IRT ( Perusahaan Industri Rumah Tangga ), Sertifikasi Halal dari MUI, TDI ( Tanda Daftar Industri), TDP ( Tanda Daftar Perusahaan, SIUP ( Surat Ijin Usaha Perdagangan ) dan Register HAKI untuk Logo merek Khansa Food. Khansa Indah juga mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Perindagkop Sleman maupun Propinsi DIY,juga pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata dan Dinas Perikanan dan Kelautan. Pelatihan demi pelatihan diikuti, pelatihan pemasaran,pelatihan produksi, pelatihan packaging dan lain-lain. Setelah pengetahuan bertambah,Indah mulai kembali memasarkan abon ikan tuna buatannya. Dan memang setelah transformasi kemasan yaitu label dengan perijinan lengkap serta kemasannya bagus dengan mengganti kemasan plastik ke kemasan standing pouch, maka dalam menjual produk semakin mudah. Target marketpun berbeda, produk Khansa Food dengan target market menengah ke atas. Kerja keras yang dilakukan sejak tahun 2007 terus membuahkan hasil. Jaringan pemasaran pun terus meluas tidak hanya lokal Yogyakarta saja tetapi bisa menjangkau berbagai kota di kabupaten/ kota yang tersebar di 10 Propinsi di Indonesia. Bahkan ada juga yang dikirim ke Abudhabi, Australia, Malaysia, Hongkong dan Amerika Serikat. Dipasarkan juga secara offline dengan konsinyansi di beberapa supermarket di Yogyakarta antara lain Carrefour, Transmart, Jaringan Mirota, Jaringan Pamella, Raminten, Giant, Hero, Toko-toko roti, restoran dll. Juga dipasarkan secara online www.abontuna.com dan memiliki reseller 135 agen di 10 kota di Indonesia.

Alhamdulillah permintaan market semakin bertambah sehingga proses pembuatan abon yang dulu manual sekarang sudah menggunakan mesin semi mekanik dan proses packagingnya juga menggunakan mesin continuous sealer. Jadi SDM kami sebagai operator produksi, kontrol produk, pagkaging, pemasaran dan administrasi. Hebatnya dari produsen abon yang menciptakan mesin produksi sendiri memunculkan ide pemikiran peluang usaha baru bagi suaminya yaitu mengembangkan usaha pembuatan mesin dan investasi ke mesin pengolahan abon. Sementara usaha abon semakin tumbuh, berkembang dan maju pesat.
Berbagai penghargaan sudah didapat antara lain Juara I Lomba Pengolahan Ikan Terbaik Tingkat Propinsi tahun 2009, Penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2009, UKM Award tahun 2011 Kategori Makanan Siap Saji dari Kementrian Perdagangan, Juara I Lomba Inovasi Hasil Perikanan tahun 2011, Juara 1 Lomba Kudapan Bahan Lokal tahun 2011, UKM WOW dari SMESCO tahun 2016, Entrepreneur Award kategori Alumni Berprestasi Sebagai Wiraswasta tahun 2017 dari Universitas Merdeka Malang.. Dan Khansa Food mendapatkan Sertifikasi GMP ( Good Manufacturing Practices ) dari IPB tahun 2016 dan mendapatkan SKP ( Sertifikasi Kelayakan Pengolahan ) dari Kementrian Kelautan dan Perikanan RI,sudah 2 kali perpanjangan SKP karena SKP hanya berlaku per 2 tahun. Pameran lokal dan nasional sudah sering diikuti seperti Pameran Pangan Nusa, Pameran TEI , Pekan Raya Jakarta hampir setiap tahun selalu ikut berpartisipasi. Setelah banyak mendapatkan prestasi semakin berkembang pula usaha Khansa Food.
Dalam perkembangannya Khansa Food melakukan expansi relokasi rumah produksi demi mendukung perkembangan usaha yang semakin dikenal masyarakat. Rumah produksi yang semula di Jl. Kaliurang km 7 Yogyakarta letaknya memang tidaklah strategis karena harus melalui jalan yang berkelok-kelok hingga 5 belokan. Rumah produksi yang baru terletak di Mancasan Kleben Gg. Abimanyu No. 44C RT03 RW25 Pandowoharjo Sleman Yogyakarta. Karena seringnya mendapatkan tamu dari berbagai daerah dan rombongan dari berbagai instansi sehingga kami akhirnya membangun JOGLO KHANSA FOOD.

Indah memiliki hobby networking karena Indah berpandangan jika memiliki nerworking yang banyak maka akan semakin memperlancar usaha dan banyak rejeki. Oleh karena itu Indah menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan, instansi terkait, EO perjalanan wisata dan organisasi-organisasi. Sejak tahun 2008 Indah aktif berorganisasi. Organisasi yang diikuti antara lain ASPIKA ( Asosiasi Pengusaha Minuman dan Makanan Kabupaten Sleman ) tahun 2008 – 2011 sebagai Sekretaris dan tahun 2011 – 2014 menjadi Ketua, ASPPIN ( Asosiasi Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Kabupaten Sleman ) tahun 2012 – 2015 sebagai Ketua, APINDO ( Asosiasi Pengusaha Indonesia ) tahun 2010 – 2017 sebagai sie UKEA ( Usaha Kreatif Apindo ), Perwira ( Perempuan Wirausaha ) tahun 2016 -2017 , ABDSI ( Asosiasi Busseness Development Services Indonesia ) tahun 2016 – 2021 sebagai Ketua Korda Sleman.
Jiwa entrepreneur dan rasa sosial yang tinggi serta mau berbagi menjadikan Indah sebagai mentor. Sejak tahun 2009 Indah sering melatih kelompok-kelompok usaha pemula di berbagai daerah di kabupaten,propinsi maupun luar propinsi. Cluster – cluster binaannya menyebar di seluruh tanah air. Indah pernah menjadi fasilitator untuk pendampingan pengolahan ikan untuk kelompok binaan CSR BI pada tahun 2014. Kemudian tahun 2016 Indah juga pernah dikontrak oleh Kementrian Tenaga Kerja RI selama 6 bulan sebagai Motivator UKM se DIY. Berbekal pengalaman pendampingan yang sering dilakukan tidak mengherankan jika Indah akhirnya direkrut untuk menjadi Konsultan/ Pendamping UKM, Konsultan KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) dan juga Konsultan IUMK ( Ijin Usaha Mikro Kecil ) di tahun 201. Karena sebagai praktisi seringnya diminta untuk cerita Sukses Story dan bicara yang menginspirasi banyak orang.

Profil Lengkap Nurul Indah Khasanah